Selasa, 28 Januari 2020

PESTA SAN,T YOSEF FREINADEMETZ



SANTO YOSEF  FREINADEMETZ, SVD

Yosef Freinademetz


Sebuah tunas baru, unggul dan tangguh telah muncul di Tirol Selatan, Tepat pada tanggal 15 April 1852, lahirlah Missionaris dari  Oies Tirol Selatan dari pasangan Yohann Matthia Freinademetz & Anna Katharina. Freinademetz kecil tumbuh dalam keluarga sederhana dengan jumlah saudaranya 12 bersaudara, dan empat saudaranya meninggal diusia yang masih bayi. Freinademetz kecil bertumbuh dengan sangat bahagia diantara keluarga dan saudara-saudaranya. karakter, sifat dan watak sertanya imannya juga dibentuk melalui alam disekitar rumah Freinademettz, dikisahkan bahwa alamnya sangat indah dan sungguh menjanjikan kedamaian bagi para pengunjung yang mengadakan kunjungan atau berwisata ke daerahnya. dengan demikian dengan sendirinya iman betumbuh dengan sangat baik dan berdampak pada gaya hidupnya dikemudian hari dalam menjalankan misi yang diembannya.



CINTA AKAN ALLAH DI TANAH MISSI
 “ MISTERI DARI SALIB”


Bertolak dari tema di atas kita dapat menemukan sebuah kesimpulan dari Santo yang satu ini yang tak lain telah berpilarkan fondasi missionaris untuk serikat-serikat missi yang didirikan oleh St.Arnoldus Janssen.
Kesimpulan dari cinta sang missionaris ini dimana dapat dilihat bahwa tantangan terbesar seorang misionaris adalah transformasi dari batinnya sendiri.
Dan ini terlihat sangat jelas dari surat beliau yang bertuliskan kalimat ini: Akhirnya, saya berada di tengah orang-orang yang benar-benar kafir tetapi ini tidak masalah sebab saya merasa bahwa Mimpi masa mudaku telah terpenuhi .
Dari kalimat ini kita dapat melihat alur pikir Theologis dari Freinademetz dimana Manusia dipertobatkan hanya oleh karena anugerah Allah dan melalui cinta yang kita berikan kepada mereka. Dan untuk masuk dalam refleksi mendalam akan cinta Freinademetz kepada Allah melalui Umat-Nya, saya sempat berpikir bagaimana situasi pelayanan Santo ini ditengah orang-orang tak BerTuhan itu? Mungkin disini kita dapat meletakan puitis antologhy tentang missi  dimana


Missionaris SSpS

“Saat bunga-bunga terbuka di bawah teriknya matahari,
Dan menutup,  saat malam tiba.
Demikianlah hati manusia
hanya mampu menunjukan senyuman
dalam kegelapan,
Dan menutup wajah yang cemberut didepan kita.
Layaknya api yang menyala seketika tanpa asap yang mengepul”.


Saudara-saudara ku yang terkasih, disinilah kita dapat melihat kekuatan Doa, Pekerjaan, dan Pengorbanan missionaris yang satu ini. Ia menulis “Saya ingin memberikan diri saya sepenuhnya dan memperjuangkan seluruh hidup saya untuk orang Tionghoa yang saya kasihi”. Disini munculah apa yang kita sebut CINTA, Cinta dengan penyerahan diri terhadap Allah dan Cinta dengan menyerahkan hidup untuk umat Allah.  Sebab bila kita ingin melihat tentang apa itu misi, Yosef Freinademetz mampu membawa kita pada kalimat ini
 ”Keberhasilan missi adalah hasil dari rahmat, dan itu dimungkinkan oleh penyerahan tanpa syarat dengan suatu dedikasi yang murah hati sebagai misionaris sejati”.
Sebagai seorang missionaris perlu mati, mati akan kemauan sendiri, mati akan diri sendiri, mati akan keinginan yang menguntungkan diri sendiri dan mati akan diri sendiri. Disini kita dapat merefleksikan sejauh mana ketotalan HATI dan CINTA saya sebagai seorang missionaris?; Apakah Hati saya ada pada modernisasi global yang semakin memanas ditengah hiruk pikuknya dunia ini?  Pembaca yang baik Saya ingin mengajak kita untuk melihat apa yang dimaksud Yosef Freinademetz pada kalimat “SALIB ADALAH MAKAN KU SEHARI-HARI” melalui kalimat ini kita diarahkan nya akan mistery dari Salib Kristus itu sendiri. Disini kita dapat menemukan alur refleksi Kristologhys Freinademetz, dimana Kristus Hidup, dan mati di Salib bukan karena jumlah Dosa dari perbuatan UmatNya saja melainkan karena KEBESARAN CINTA ALLAH kepada umatNya. Dan inilah puncak dari mistery salib itu sendiri.

Sangat mengagumkan bagi seorang missionaris dimana tidak semua orang bisa berkata ”Cina adalah segalanya bagiku”. Saya ingin dimakamkan di tengah-tengah mereka ... dan terus menjadi orang Cina di Surga juga. Disini kita diajak untuk melihat pengorbanan itu merupakan Rahmat agar orang lain mempunyai hidup dalam terang dari rahmat itu sendiri. kita melihat bahwa Misteri salib menuntun kita sampai pada pengandaian biji gandum. Bahwa Sesungguhnya jika biji gandum tidak jatuh ketanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Nubuat biji gandum yang mati ini, membawa konsekuensi bagi Yesus untuk  menyerahkan diri dalam kesetiaan yang penuh yakni dalam melayani. Dan Hanya solidaritas yang bersumber dari Bapa yang menyanggupkan Yesus dalam memanggul salib melintasi jalan yang berbatu dan penuh duri tajam menuju puncak kemenangan yang jaya. Tuhan yang mati di salib, dan melalui salib itu ada hidup dan memmberikan harapan kepada dunia untuk damai sejahtera.

Karena itu sebagai seorang missionaris kita harus mati terhadap diri sendiri. Dan bila kita ingin melihat, Pekerjaan misionaris tidak ada gunanya jika kita tidak mencintai dan tidak merasa dicintai. Karena itu cintailah umat Allah agar anda pun dicintai Allah dan Jangan menolak apa pun, untuk siapa pun dan jangan menuntut apa pun untuk diri sendiri. Seperti biji gandum yang siap mati bagi Tuhan dan hidup kembali bersama Tuhan, demikian kita haruslah bertumbuh di tengah berbagai macam tantangan agar iman kita bertumbuh dan berbuah untuk menjadi berkat bagi sesama. Hal demikian inilah yang dialami oleh St.Yosef Freinademetz, ia memandang salib sebagai “intan permata yang memancarkan kecemerlangan kasih Allah”. Karena Baginya salib adalah bagian dari hidupnya. Ia bersedia menjadi misionaris pewarta injil yang siap mati untuk missi Allah  sendiri. Ia mewartakan damai bagi sesama dan memandang korban  itu sebagai rahmat yang dianugerahkan Allah kepadanya.

Karena itu, sebagai seorang missionaris perlu ada nya vitamin yang kita namakan DOA! Sebab Doa adalah kunci Surga dan  DOA merupakan central dalam ziarah hidup kita; sumber air hidup kita; makanan yang memperkuat semangat missioner kita, sebab Tuhan memberi kita rahmat untuk bekerja keras di kebun anggurnya dan untuk keselamatan jiwa-jiwa.
Kita melihat keindahan sebagai seorang missionaris, bila Gembala yang Baik mengundang kita untuk pergi bersamaNya ke padang pasir dan mencari domba yang hilang. Dan Mungkin ini bisa menjadi suatu tantangan tetapi Freinademetz mengarahkan untuk menempatkan hati missioner kita Seperti Sosok Abraham dengan kalimat-kalimatnya ini: saya meninggalkan rumah ayah dan Ibuku, tanah air dan Anda sekalian  teman-teman terkasihku, dan pergi ke Cina, tanah air baru yang Tuhan telah tunjukan kepadaku.
Kita perlu melihat bahwa Manusia tidak diciptakan untuk dunia ini, tetapi untuk sesuatu yang jauh lebih luhur: bekerja di tempat yang diinginkan Tuhan.

Disini saya mengajak kita untuk sejenak berefleksi:

Apakah saya berani mengatakan Bahwa Satu-satunya keinginan saya adalah untuk dapat mempertobatkan banyak saudara-saudaraku dan membawa mereka mengenal Tuhan?. Dan sebagai seorang missionaris saya perlu tau bahwa karena alasan inilah saya mendapatkan kekuatan untuk meninggalkan ayah dan ibu saya yang tersayang, saudara-saudaraku laki-laki dan perempuan serta keinginan duniawiku?. Sebab kita haruslah bertanggung jawab untuk menabur benih disetiap hati orang dan memastikan bahwa benih itu menghasilkan buah pada waktunya.
Dan kita perlu ingat bahwa Jika seorang misionaris tidak lagi memiliki tanah air di dunia ini, itu karena seluruh dunia telah menjadi tanah airnya. Salib adalah roti harian misionaris. Dan bila terlepas dari ini, tidak ada alasan untuk adanya sukacita sejati.
Di akhir dari renungan ini saya ingin mengajak kita sekalian untuk berdoa kepada Allah bagi mereka yang belum mengenal Terang itu sendiri.


DOA KEPADA SANTO JOSEf FREINADEMETZ

Bapa di Surga, Engkau telah melimpahi kami rahmat dan berkat-Mu melalui para kudus. Kami bersyukur kepada-Mu karena memilih Santo yosef Freinademetz, misionaris sulung kami sebagai misionaris pertama di Cina, sebagai teladan misi bagi kami. Dialah pendoa ulung tanpa kenal lelah. Dengan perantaraan Santo Joseph Freinademetz, kami mohon dengan sangat kepada-Mu, ya Tuhan, limpahilah rahmat-Mu keatas semua misionaris agar kami dapat menjadi orang-orang yang berdoa dan dapat beradaptasi dengan kebudayaan lain di tempat kami diutus. Terangilah kami untuk menemukan jalan yang Engkau kehendaki kami lewat, dan rencana yang telah Kausiapkan bagi kami, secara khusun bagi kami para misionari muda, Semoga kami memiliki keberanian seperti Santo Yosef Freinademetz, untuk tetap berlangkah maju, walau banyak tantangan menghadang dalam karya misi, dan tetap setia menghidupi panggilan kami.


St. Yosef Freinademetz doakanlah kami para misinaris muda

Sr. Petrosa, SSpS
sr. Adhel, SSpS


Yosef Freinademetz

"Anatomia Missionária.
Missões se faz com os Olhos de quem tem visão do Reino...
Missões se faz com a Boca dos que pregam as boas novas...
Missões se faz com os Ouvidos dos que ouvem o chamado...
Missões se faz com as mãos dos que apoiam...
Missões se faz com os Pés dos que levam a preciosa semente...
Missões se faz com o coração e a mente de quem entende e sente o clamor das Nações" GilsonPaiva
              
                      ANATOMI MISIONARIS: 

"Misi dilakukan dengan mata mereka yang memiliki visi Kerajaan ...

Misi dilakukan dengan mulut orang-orang yang memberitakan kabar baik ...

Misi dilakukan dengan telinga mereka yang mendengar panggilan ...

Misi dilakukan dengan tangan mereka yang mendukung ...

Misi dilakukan dengan kaki mereka yang mengambil benih yang berharga ...

Misi dilakukan dengan hati dan pikiran mereka yang memahami dan merasakan seruan Bangsa-bangsa".



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE HOLY SPIRIT AND 100 YEARS OF SSPS TIMOR PROVINCE

  THE HOLY SPIRIT AND 100 YEARS OF SSPS TIMOR PROVINCE " HOLY SPIRIT SYSTERS" Thanksgiving a hundred years ssps timor ROH KUDUS DA...