THE HOLY SPIRIT AND 100 YEARS OF SSPS TIMOR PROVINCE
"HOLY SPIRIT SYSTERS"
Thanksgiving a hundred years ssps timor |
ROH KUDUS DAN 100 TAHUN SSPS
TIMOR
SSpS PEMBAWA PENTEKOSTA SETIAP HARI
Berbicara tentang Roh Kudus, dan Perayaan
pentekoste bagi seorang abdi Roh Kudus, PENTEKOSTA merupakan perayaan setiap detik,
setiap jam, dan setiap hari. Sebab bila kita kembali menggali kata ROH itu
sendiri, dalam bahasa Ibrani : רוח הקודש ; (romaniz) atau yang lebih identik di sebut dengan kata “Ruaḥ” (nafas, angin, hembusan angin). KUDUS קודש; “Qodesh” (kesucian). Dalam bahasa Yunani
klasik ROH KUDUS adalah: Πνεῦμα τὸ Ἅγιον ; (Pneûma tò Hagion) , dan kalau dalam bahasa Latin : spiritus
sanktus.
Melihat dan belajar arti dan makna mendalam
apa dan arti dibalik kata ROH KUDUS, saya berpikir bahwa memang menjadi manusia
dan menjadi seorang abdi Roh Kudus, berarti bahwa menjadi penyalur Ruah atau
Roh itu sendiri. Sebab Hal yang paling luar biasa tentang kita adalah hidup
dari pernapasan, yang tidak dilakukan oleh orang mati. Karena itu, bertolak dari kebanyakan bahasa,
kata nafas dan roh diartikan dengan istilah yang sama “NAPAS, ANGIN” yang
artinya HIDUP.
Karena melihat 100 tahun
kehidupan missi ROH KUDUS di tanah Timor, bukan semata-mata karena usaha dari setiap pengabdi. Tetapi
ROH KUDUS yang hidup 100 tahun dari setiap pengabdi. Oleh karena itu, bila kita
melihat dan mengerti bahwa ROH KUDUS ALLAH itu HIDUP, berarti mengabdi dan
melayani bukan sebagai orang MATI tetapi mengabdi dan melayani sebagai orang
HIDUP. Dari kehidupan dalam ROH, saya teringat akan apa yang di katakan didalam
konstitusi SSpS “Sebagai abdi Roh Kudus, kita mewartakan cinta yang
menyelamatkan dari Allah TriTunggal kepada semua orang” (Kons. SSpS art. 102). Sebab didalam setia pengabdi ada HIDUP. Sesuai
dengan pendiri St. Arnoldus Janssen, tugas kita yang utama adalah mewartakan
kabar GEMBIRA.
Sekilas merenungkan, 100 TAHUN, berapa banyak kehidupan, berapa banyak kegembiraan, berapa banyak???... tak terhitung, sebab ROH KUDUS memakai para pengabdiNya setiap saat dalam diam dan hidup.
Para Suster SSpS Timor |
Bertolak dari renungan di atas, mari kita
lihat dan renungkan apa yang di katakan dalam
injil dalam liturgi hari minggu pentekosta tahun ini dimana dikatakan "Sama
seperti Bapa mengutus aku, maka Aku mengutus kamu ... menerima Roh Kudus"
(Yoh 20: 21-22): disini Yesus memberitakan kita akan Pencurahan Roh, yang
terjadi pada sore hari setelah Kebangkitan, dan diulangi pada hari Pentakosta,
diperkuat oleh tanda-tanda yang terlihat luar biasa. Dimana Pada sore Paskah
itu, Yesus menampakkan diri kepada para Rasul dan menghembuskan Roh-Nya ke atas
mereka (lih. Yoh 20:22); dan pada hari Pentakosta, pencurahan terjadi dengan
gemuruh, seperti angin yang bertiup di atas rumah dan menerobos pikiran dan hati
para Rasul. Akibatnya, mereka diberi kekuatan sedemikian rupa sehingga mendorong
mereka untuk memberitakan kabar gembira (peristiwa Kebangkitan Kristus) dalam berbagai bahasa.
Disini kita diutus bukan untuk bangun dan berbicara dalam berbagai bahasa seperti para rasul dalam pewartaan akan kebangkitan Yesus. Tetapi kita di utus untuk berbicara dalam tindakan membawa kehidup, berbicara dalam berbagai bahasa yakni: membawa kehidupan, memberi diri untuk kehidupan,mencintai, berbagi seperti apa yang dilakukan oleh para suster SSpS Timor. Dalam rangka merayakan 100 tahun, mereka memutuskan untuk merayakan rasa syukur dengan berbagi sembako terhadap para korban bencana alam. Kita melihat bahwa ini Kekontrikan tindakan dari bahasa lain dalam pewartaan.
Dunia membutuhkan pria dan wanita yang
tidak tertutup dan mati dalam Roh itu sendiri, sebab setiap kita dipenuhi
dengan Roh Kudus. Saya ingin mengajak kita untuk juga melihat bahwa ada banyak
cara untuk menutup diri kepada Roh Kudus yaitu, keegoisan demi keuntungan
sendiri, dalam legalisme yang kaku - seperti sikap para tabib hukum yang Yesus
sebut munafik . karena itu, dalam menghayati eksistensi Kristiani bukan sebagai
pelayanan untuk kepentingan pribadi, dan seterusnya.
Karena itu, dunia membutuhkan keberanian, harapan, iman dan ketekunan dari para murid Kristus. Sebab karunia Roh Kudus diberikan dalam kelimpahan kepada Gereja dan kepada kita masing-masing, agar kita dapat hidup dengan iman yang tulus dan cinta kasih untuk bekerja keras, agar kitapun dapat menyebarkan benih rekonsiliasi dan perdamaian. Dan diperkuat oleh Roh - yang membimbing kita menuju kebenaran, yang memperbaharui kita dan seluruh bumi dengan berbagai karunia.
Dengan itu menjadi SSpS berarti menjadi
hamba pembawa nafas bagi mereka yang tak mampu bernapas dapat diselamatkan. Diselamatkan
dari ketidak adilan, kelaparan, peperangan luka batin, kehilangan akan iman dan
kepercayaan akan Allah dan kehilangan akan kehidupan Roh itu sendiri. dengan itu, Semoga Roh Kudus semakin
menjadikan kita para pengabdi-pengabdiNya pembawa nafas akan kehidupan.
Di akhir dari renungan ini saya ingin
mengakhirinya dengan mengucap syukur 100 tahun SSpS. Syukur kepada Allah atas
Roh yang hidup didalam setiap pengabdi.
~JADILAH PENTEKOSTA SETIAP SAAT~
Salam dan doa
(SSpS, NaatAdhelSr)